Monday 15 April 2019

Pengalaman Berkesan Tugas Akhir I dan II: Penelitian Produksi Biomassa dan Perancangan Farming System.


Kalau ditanya apa mata kuliah favorit saya di Rekayasa Pertanian SITH ITB, jawabannya adalah mata kuliah 8 sks Tugas Akhir I dan II, yaitu Penelitian Produksi Biomassa dan Perancangan Farming System.  Di mata kuliah tersebut sangat melatih kesabaran, keuletan, dan ketangguhan untuk memecahkan masalah yang dihadapi karena langsung berhubungan dengan proses produksi biomassa tanaman dan perancangan farming system. Saya akan sedikit bercerita bagaimana pengalaman saya dalam mengarungi tugas akhir dalam mata kuliah Penelitian Produksi Biomassa dan Perancangan Farming System.



Perjalanan tugas akhir diawali dengan mata kuliah Metodologi Penelitian dan membentuk kelompok TA. Waktu itu saya bersepakat satu kelompok dengan Abi teman baik saya semasa kuliah. Dan karena kuota maksimal kelompok TA adalah 4 orang, kami mencari kembali 2 orang lagi untuk mengisi nya. Dan karena teman-teman yang lain sudah membentuk kelompok, saya dan Abi mencari sisa orang yang belum mendapatkan kelompok. Dan bertemu lah saya dengan Ilmi dan Lutfa karena kedua nya belum mendapat kelompok. Bersepakat lah kami berempat membentuk kelompok. Setelah membentuk kelompok selanjutnya adalah memilih topik TA dan proposal penelitian di mata kuliah Metodologi Penelitian. Lalu aku berdiskusi dengan Abi, komoditas pertanian apa yang bakal diambil untuk TA. Dan aku berpikir untuk mencari komoditas pertanian strategis agar TA ku bisa bermanfaat dan menjadi topik yang hangat dibicarakan. Dan waktu itu Pak Rama sebagai pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian menawarkan beberapa judul dan komoditas yang bisa dijadikan proyek di PT East West Seed Indonesia dan mengenalkan dengan salah satu manager di East West untuk dapat berkunjung ke kantor dan kebun East West di Lembang. Dan salah satu topik yang ditawarkan adalah tentang Bawang Merah yaitu True Shallot Seed (TSS). Aku dan Abi cukup tertarik dengan tema tersebut dan berencana untuk bisa bertemu dengan manager East West untuk mengobrol tentang topik TA Bawang Merah itu. Aku pun mulai mencari-cari literatur mengenai TSS dan kemungkinan perlakuan apa yang bisa diberikan untuk materi TA. Aku pun bersama dua kelompok lain pergi ke kantor dan kebun East West di Cisarua Lembang untuk kemungkinan bekerja sama dan melakukan TA disana. Dan setelah berkunjung ke Cisarua dan mendapatkan insight tentang TSS dan bawang merah, aku dan Abi bersepakat untuk mengambil tema TSS Bawang Merah. Tapi karena beberapa hal kami tidak bekerja sama dengan East West dan memilih untuk TA mandiri. Salah satu alasannya adalah karena jauhnya tempat East West di Cisarua Lembang dengan Jatinangor padahal kami masih harus mengambil mata kuliah di Jatinangor, sehingga tidak memungkinkan untuk saya dan Abi bolak balik kesana.  Dan karena tidak di East West kami tidak mengambil topik untuk memproduksi TSS nya, tapi memproduksi umbi benih bawang merah dari TSS, yaitu umbi mini. Dan setelah topik tersebut disepakati, saya mulai mencari perlakuan apa yang bisa diberikan ke TSS sehingga bisa meningkatkan produksi dan kualitas biomassa nya. Dan bertemu lah saya dengan PGPR. Ya PGPR. PGPR adalah Plant Growth Promoting Rhizobacteria yaitu bakteri yang bisa meningkatkan produksi pertumbuhan tanaman dan bisa menjadi anti patogen dan penyakit tanaman. Aku mendapat literatur bahwa PGPR berhasil diterapkan di tanaman cabai, sehingga mengapa tidak dicoba diterapkan di TSS bawang merah. Akupun kembali memperbanyak studi literatur untuk memperkuat teori dasar penelitian sebelum mendiskusikannya dengan dosen pembimbing ku. Dan setelah berdiskusi dengan dosbing, akhirnya ideku disetujui, dan saat nya mempersiapkan rencana untuk eksekusi. Pada awalnya aku dan kelompok ingin menanam di lahan terbuka yang dinaungi screen house buatan, kami pun sudah mengantongi izin tentang lahannya. Tapi ternyata ada regulasi bahwa di kampus ITB Jatinangor tidak boleh membuat screen house buatan sendiri karena sudah disediakan screen house dan net house dari pihak fakultas. Sehingga saya dan kelompok mengurungkan niat menanam di lahan langsung tapi beralih kepada sistem polybag di screen house yang sudah disediakan SITH. Tapi masalah baru muncul, ternyata screen house masih penuh dipakai angkatan sebelumnya dan sudah ditag oleh teman-teman yang lain. Sehingga akhirnya dimasa awal pembibitan saya dan kelompok harus menggunakan net house hitam disamping screen house. Dan karena tidak tahan air pada saat hujan, kami harus mendirikan sungkup dari plastik dan kawat. Oiya untuk perlakuan PGPR, pada awalnya kami ingin membandingkan antara PGPR yang kami buat sendiri dan PGPR komersial lalu mengkombinasikan nya dengan penggunaan kompos dan pupuk NPK sintetis. Sehingga bisa didapat 4 judul TA untuk saya dan kelompok. Tapi karena tidak yakin dengan kandungan PGPR yang kami buat sendiri, kami akhirnya hanya menggunakan PGPR komersial yang sudah terbukti kandungannya. Sehingga pembagian 4 judul TA untuk saya dan kelompok adalah perlakuan kompos dan berbagai dosis PGPR, perlakuan pupuk NPK dan berbagai dosis PGPR, perlakuan berbagai dosis kompos, dan perlakuan berbagai dosis NPK. Dan saya mendapatkan perlakuan kompos dan berbagai dosis PGPR. Setelah konsep perlakuan terbentuk saya mulai merancang eksekusi penanaman dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan mendiskusikan nya dengan dosbing. Setelah selesai berdiskusi dengan dosbing, eksekusi pun dilakukan. Saya dan kelompok membeli benih TSS, membeli polybag, membeli tanah ke Pak Abdul, membeli plastik dan kawat untuk sungkup. Dan saya dan kelompok membagi dua tahap penanaman yaitu pembibitan dan pindah tanam menjadi umbi mini. Dan tahap pembibitan menjadi tahap paling krusial karena kami harus menunggu benih tumbuh dengan sehat. Dan setelah tahap pindah tanam saya mulai memindahkan pemakaian polybag dari net house ke screen house karena screen house sudah mulai kosong. Di masa penelitian produksi biomassa inilah keuletan dan kesabaran diperlukan. Mulai dari rutin menyiram, memberikan pemupukan dan perlakuan PGPR, sampai mengontrol tumbuh kembang  tanaman. Akhirnya sampai lah di seminar TA 1 Penelitian Produksi Biomassa, aku mengambil judul "Pengaruh Penggunaan Kompos dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dalam Produksi Umbi Mini Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Asal Benih TSS (True Shallot Seed) Varietas Tuk Tuk" untuk TA 1 ku. Dan seminar pun berhasil dilalui dengan baik dan saatnya merancang TA 2 Perancangan Farming System. Dan karena TA 2 harus berupa sistem pertanian terpadu yang dikombinasikan dengan ternak, saya dan kelompok memutuskan untuk mengkombinasikan umbi mini bawang merah dengan domba ekor gemuk.  Terbentuklah judul TA 2 saya dan kelompok yaitu "Pra -Rancangan Sistem Produksi Umbi Mini Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Asal Benih TSS (True Shallot Seed) Menggunakan Pupuk Organik dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang Terintegrasi dengan Peternakan Domba". Saya menyusun sistematika TA 2 berdasarkan contoh TA 2 dari angkatan 2012. Sehingga sedikit tips dari saya untuk menyusun TA 2, mintalah contoh dari angkatan sebelumnya agar ada pegangan dan bayangan dalam menyusunnya. Dan saya pun melaksanakan sidang dengan mempertahankan judul tersebut. Dan yang paling saya syukuri adalah saya mendapatkan indeks A untuk mata kuliah Penelitian Produksi Biomassa, Perancangan Farming System, dan Sidang. Itulah sedikit pengalaman saya, semoga bermanfaat.