Wednesday 7 February 2024

Pentingnya Kebijakan Pemupukan yang Berimbang



Pada postingan kali ini saya ingin menulis mengenai materi yang berhubungan dengan bahan kuliah pada saat saya S1 atau sarjana di Rekayasa Pertanian SITH ITB juga skripsi saya yaitu pentingnya "kebijakan pemupukan berimbang" yang menjadi salah satu hal yang krusial untuk diterapkan dan disebarluaskan di Indonesia. Masih banyak kalangan yang belum sadar dan mengetahui mengenai bagaimana pemupukan berimbang ini, khususnya petani pemula, dan semoga postingan ini memberikan clue atau sedikit pencerahan mengenai masalah yang umum terjadi di negeri kita ini.

Kelebihan dosis pemupukan terlebih pupuk kimia akan menyebabkan unsur hara menjadi jenuh di dalam tanah sehingga pada akhirnya akan mendegradasi lahan dan menimbulkan kerusakan pada tanah. Awareness atau kesadaran pengaplikasian pemupukan berimbang ini masih harus ditingkatkan di lapangan karena seringkali petani pemula maupun petani tradisional pada umumnya belum menerapkan pemupukan berimbang dan masih mengandalkan naluri, insting, dan warisan cara dari orang tua atau kebiasaan di wilayah setempat. Sebelumnya untuk mengetahui mengenai pengetahuan dasar tentang pupuk, pemupukan, unsur hara, dan nutrisi tanaman bisa disimak video di bawah ini ya :)




Setelah teman-teman tahu mengenai pupuk, pemupukan, unsur hara, dan nutrisi tanaman kita harus menyadari pentingnya pengaplikasian pupuk secara berimbang. Teman-teman bisa simak materi dasar tentang "pemupukan berimbang" di bawah ini yang saya download dari Portal Universitas Medan Area.





Konsep pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai ketersediaan hara-hara esensial yang seimbang dan optimum ke dalam tanah.

Dengan penerapan pemupukan berimbang diharapkan sesuai status hara tanah, maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neraca hara) bisa tercapai.

Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman ditetapkan dengan uji tanah.

Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pupuk anorganik.


Prinsip Pemupukan

Tepat Jenis: Formula pupuk sesuai kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.

Tepat Dosis: Sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target hasil.

Tepat Waktu: Hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak

Tepat Cara: Penempatan pupuk di lokasi tanaman secara efektif mengakses hara

Hara tanah berasal dari pelapukan bahan induk, bahan organik, air irigasi dan hujan serta pengelolaan petani. Sehingga kesuburan tanah sangat erat hubungannya dengan bahan induk, pengelolaan bahan organik, dan dosis pemupukan.

Keseimbangan hara merupakan keseimbangan antara hara yang ditambah dan diambil tanaman yang muara pada suatu status hara. Jika hara yang ditambah lebih kecil dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi mining hara tanah (pengurasan), jika hara yang ditambah lebih besar dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi pengkayaan hara tanah (yang jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi kejenuhan) kemudian jika hara yang ditambah setara hara yang diambil tanaman maka yang demikian dinamakan pelestarian kesuburan tanah.

Produktivitas tanaman akan sangat tergantung dengan ketersediaan hara, dimana dibatasi oleh ketersediaan hara dalam tanah yang paling minimum.

Teknologi pendukung pemupukan berimbang dan prediksi kebutuhan pupuk dapat dilakukan dengan:

1.Peta status Hara P dan K, peta ini biasa digunakan untuk penyusunan kebutuhan pupuk
2.KATAM (Kalender Tanah), untuk penyusunan kebutuhan pupuk dan rekomendasi pupuk spesifik lokasi
3.Software (PHSL, PUPS, PKDSS, Sipapudi, Sipindo), untuk penyusunan rekomendasi pupuk spesifik lokasi
4.Perangkat Uji Tanah (PUTS,PUTK, PUTR), untuk penyusunan rekomendasi pupuk spesifik lokasi.

Gambaran dan penjelasan mengenai uji tanah sederhana melalui Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) bisa teman-teman simak di pdf di bawah ini.



 





Selain melaui PUTS dan PUTK bisa digunakan pula software dan hardware pendeteksi hara tanah melalui sensor dan IoT. Saya ingin mencontohkan mengenai salah satu alat dan aplikasi tersebut yaitu Jinawi melalui video di bawah ini.





Jinawi merupakan sistem pintar rekomendasi pemupukan berbasis IoT yang terdiri dari sensor yang terintegrasi dengan aplikasi android RiTx Bertani.

Jinawi berfungsi memberikan informasi unsur N,P,K dan pH tanah secara real time, serta rekomendasi pemupukan yang presisi.

Jinawi di produksi oleh PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) yang bisa dilihat selengkapnya di link berikut ini: https://msmbindonesia.com/jinawi/

Saya membayangkan bahwa petani-petani Indonesia bisa secara profesional menerapkan pemupukan berimbang ini melalui berbagai perangkat yang sudah tersedia. Tinggal bagaimana akses petani terhadap perangkat ini dipermudah dengan subsidi maupun sewa dengan harga murah. Sehingga konsep "The Lean Farm" atau bertani secara efektif dan efisien dapat dicapai melalui pemupukan berimbang.

Untuk teman-teman petani pemula atau yang ingin mempelajari lebih jauh mengenai pemupukan tetapi belum mengetahui jenis pupuk, anorganik khususnya, dan materi mengenai pemupukan pada umumnya, bisa menyimak beberapa file pdf di bawah ini. Selamat menyimak!
















Meskipun kita di Indonesia pada umumnya belum bisa menerapkan pertanian organik atau agroecofacture, yaitu pertanian yang kembali meniru cara alam bekerja sebagaimana yang dijelaskan di konsep "Blue Economy" di Buku Pertanian Postmodern karya Bapak Iwan Setiawan dkk, penggunaan pupuk kimia buatan harapannya bisa diefektifkan dan menjadi efisien penggunaannya, sehingga biaya produksi akan minimal dan menyebabkan harga pangan murah, margin keuntungan petani lebih tinggi, juga keseimbangan alam akan terjaga karena lahan tidak terdegradasi. Semoga hadir kebijakan yang pro kepada isu ini dan menjadi pertimbangan untuk pemerintahan selanjutnya, tidak hanya memikirkan subsidi pupuknya saja, tetapi juga KEBIJAKAN PEMUPUKAN BERIMBANG. Semoga!

No comments:

Post a Comment