Friday 17 June 2022

Pertanian Bantalan Resesi: Resiliensi Sektor selama Pandemi Covid-19

 


Untuk mengupgrade dan menambah pengetahuan mengenai Ekonomi Pertanian, sesuai dengan saran Prof Bustanul Arifin  di Twitter, saya membeli ebook buku terbaru Prof. Bustanul Arifin dari Google Play Book yang berjudul "Pertanian Bantalan Resesi : Resiliensi Sektor selama Pandemi Covid-19" yang diterbitkan oleh INDEF dan PERHEPI

Yang paling menarik perhatian dan yang paling saya cermati dari buku ini adalah mengenai "Korporatisasi Petani dalam Sistem Agribisnis" dan Bisnis Hortikulura Berbasis Kemitraan dengan menggunakan "Inclusive Closed Loop System". Dua hal ini dapat mendorong pertanian Indonesia menjadi lebih maju dan terus berkontribusi, baik selama resesi ataupun tidak. Buku ini pun menyajikan data makro pertanian dengan data yang valid dan terbaru yang bisa dijadikan rujukan untuk kepentingan akademik, perumusan kebijakan, maupun bisnis.

Untuk lebih mempertajam pengetahuan saya mengenai buku ini, saya juga menyimak cuplikan webinar bedah buku ini yang diselenggarakan oleh Majalah Agrina tahun lalu. Yang paling saya soroti adalah sambutan dari Prof. Bungaran Saragih yang menyampaikan bahwa pertanian kedepannya seharusnya tidak hanya menjadi "bantalan" resesi, tapi menjadi "andalan" di setiap waktu baik saat resesi ataupun tidak. Beliau pun memberi saran bahwa dalam transformasi struktural perekonomian yang dibahas di buku ini, tidak hanya dibahas berdasarkan sektoral saja, yaitu pertanian, industri, dan jasa, karena menurut beliau itu konsep dari tahun 50-an yang harus sudah diganti dengan konsep baru yaitu statistik klaster sistem agribisnis yang mencakup keseluruhan supply chain pertanian, sehingga tidak hanya di on-farm (hulu) nya saja, tapi juga meliputi agroindustri dan industri jasa pertanian. Karena menurut beliau sebagian besar industri di Indonesia merupakan agroindustri dan pengolahannya yang tidak terpisahkan dari pertanian. Bahkan beliau menyarankan PERHEPI yang merupakan kepanjangan dari Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia diganti menjadi Perhimpunan Sistem Agribisnis Indonesia agar lebih banyak profesi yang menyumbangkan pemikirannya untuk pertanian.

Semoga bisa belajar lebih banyak dari para Ekonom Pertanian Senior :)