Friday 26 January 2024

#22HBB Vol.3 Day 20 and Day 21 Buku Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia Karya Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si.

 


Berikut ini rekap insight dan rangkuman dari Day 20 dan Day 21 #22HBB Vol. 3 Buku Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia karya Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si. Selamat Menyimak!


Day 20 #22HBB Vol.3 (25 Januari 2024)

6 - 0 – Dzikra Yuhasyra ⚽

📚 Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia - Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si. – hlm. 28-29/352


Insight/rangkuman/catatan:

DINAMIKA POLITIK PANGAN

"Kebijakan merupakan produk kesepakatan kolektif dari serangkaian seni dan proses pengambilan keputusan (politik): Tegasnya, politik panganlah yang menjadi inti sejati dari pembangunan pertanian."
-E. HERMAN KHAERON



Day 21 #22HBB Vol.3 (26 Januari 2024)

6 - 0 – Dzikra Yuhasyra ⚽

📚 Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia - Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si. – hlm. 29-30/352


Insight/rangkuman/catatan:

Muatan utama politik pangan kemudian berkembang ke komoditas, harga, benih, pupuk, pakan, pestisida, alat mesin, teknologi cerdas, dan metode budidaya. Pada lingkup nasional, padi, cabe, dan garam menjadi catatan khusus dalam politik pangan. Sedangkan pada lingkup interna- sional, catatan khusus diberikan untuk padi dan komoditas perkebunan: sawit, kakao, karet, dan teh. Semua sumber daya tersebut pada akhirnya akan berdampak terhadap produksi, investasi, kontribusi sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan petani.

Pada perkembangannya, kompleksitas politik pangan yang terstimu- lasi oleh modernisasi dan industrialisasi terjadi juga pada institusi (ke- lembagaan) pangan, baik pertanian, perikanan, peternakan, dan kehu- tanan. Organisasi pangan tumbuh pada berbagai wilayah administrasi, bahkan hadir juga lembaga dunia di Indonesia, seperti FAO, USAID, AUSAID, IFAD, dan lainnya. Secara eksplisit, institusi atau organisasi pangan tersebut berperan dalam menyukseskan pembangunan agrokompleks, tetapi secara implisit menjadi sarana (mean) pengendalian dan politisasi yang menyeluruh.

Badan dunia, organisasi swasta, dan lembaga swadaya (NGOs) internasional hadir dengan misi politisnya hingga ke pedesaan. Organisasi pemerintah, swasta, dan swadaya hadir di pedesaan dengan kepentingan yang berbeda. Organisasi pemerintah hendak menyejahterakan petani, swasta hendak memaksimalkan keuntungan, dan swadaya hendak mengkritisi pemerintah dan swasta, serta melakukan aksi melindungi (advokasi) petani yang semakin terdiskriminasi. Tentu ada juga misi tersembunyi untuk menguasai sumber daya. Semua itu menegaskan bahwa politik pangan penting untuk dipahami.

No comments:

Post a Comment