Wednesday 18 May 2022

PERTANIAN POSTMODERN: Jalan Tengah-Vertikal Generasi Era Bonus Demografi Membangkitkan Peradaban Nusantara

 

Buku "PERTANIAN POSTMODERN: Jalan Tengah-Vertikal Generasi Era Bonus Demografi Membangkitkan Peradaban Nusantara"


Oleh: Iwan Setiawan, Dika Supyandi, Siska Rasiska, M. Gunardi Judawinata

MENAMPAR, MENGGUGAH, MEMBANGUNKAN DAN MENYADARKAN DIRI GENERASI MILENIAL DAN GENERASI Z UNTUK MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045!

Itulah reaksi saya yang baru saja menyelesaikan membaca buku "Pertanian Postmodern" yang penulisnya merupakan pakar sosial ekonomi pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Menyadarkan saya bahwa imperialisme postmodern berupa "Imperialisme Global" yang didesain secara berkelanjutan (sustainable imperialism) sedang merongrong bangsa ini dan peradaban Islam (peradaban selanjutnya yang akan bangkit) yang sedang menuju puncak bonus demografi dan gold generations melalui (1) Imperialisme Spatial (Colonization), (2) Imperialisme Komoditi, (3) Imperialisme Idiologi, (4) Imperialisme Industri, (5) Imperialisme Inovasi, (6) Imperialisme Informasi dan Teknologi Informasi, (7) Imperialisme Pasar, (8) Imperialisme Standar, (9) Imperialisme Investasi, dan (10) Imperialisme Pendidikan. Dan "Pertanian" merupakan kunci utama untuk kita terbebas dari imperialisme global karena peradaban yang menguasai dunia diawali oleh penguasaan pertanian dan akan jatuh ketika peradaban tersebut meninggalkan pertanian. Dan pertanian postmodern merupakan jawaban agar kita terbebas dari imperialisme global. Pertanian postmodern yang memiliki ciri pertanian berkelanjutan, pertanian organik, pertanian terintegrasi (integrated farming), menerapkan blue economy, berbasis komunitas yang dikolaborasikan dengan korporasi bangsa, dan berlandaskan kebenaran mutlak yang berdasar Al-Quran dan As-Sunnah sehingga menghasilkan pertanian beradab dan maslahat.

Saya percaya INDONESIA AKAN DIGDAYA apabila generasi muda menerapkan prinsip-prinsip di buku ini. InsyaAllah. Ayo dibaca juga teman-teman bukunya :) #postmodern #pertanian #pertanianpostmodern

“Ekonomi Beras Kontemporer: Data Baru, Tantangan Baru” by Prof. Bustanul Arifin

 


 
Buku “Ekonomi Beras Kontemporer: Data Baru, Tantangan Baru” yang dikirimkan Prof. Bustanul Arifin @b_arifin merupakan hadiah doorprize dari webinar bedah buku bersama PERHEPI @perhepi dan Asosiasi Profesor Indonesia. Buku ini menambah wawasan dan landasan akademis bagaimana kita mengelola ekonomi perberasan, yang merupakan komoditas ekonomi biasa tetapi memiliki peran strategis dan pengaruh politis yang sangat signifikan di masyarakat. 
 
Hal yang menjadi headline adalah bagaimana statistik beras yang baru dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA) memberikan konsekuensi baru dalam kebijakan dan ekonomi perberasan, seperti koreksi dari overestimasi produksi beras yang selama ini terjadi dan penentuan provinsi yang surplus dan defisit beras yang akan mempengaruhi perdagangan beras antarpulau dan stabilisasi harga beras. 
 
Di headline juga bagaimana evolusi peran Bulog yang sekarang sudah menjadi BUMN berbentuk Perum diera Bantuan Pangan Nontunai yang menggantikan kebijakan Rastra dan Raskin sebelumnya. Di headline juga bagaimana kita harus menambah efisiensi biaya produksi beras di Indonesia karena lebih mahal 2–2,5 kali lipat dibanding Thailand dan Vietnam sehingga harga beras di dalam negeri lebih mahal daripada harga internasional. Dan efisiensi produksi ini harus ditingkatkan apabila Indonesia ingin menjadi lumbung pangan dunia karena harus meningkatkan daya saingnya dengan negara lain. 
 
Terakhir bagaimana Pertanian 4.0 harus berperan dalam ekonomi perberasan seperti munculnya agregator bisnis beras seperti e-commerce yang dapat langsung menyerap beras dari petani sehingga harga di tingkat petani dapat lebih tinggi tapi lebih rendah di sisi konsumen. Dan juga mendorong munculnya startup company atau bisnis rintisan yang memanfaatkan teknologi data dan informasi untuk menggaet generasi muda yang merupakan generasi digital yang erat dengan smartphone dan media sosial.