Sunday 24 December 2023

Ulasan Buku "Unleash Your Other 90 %" karya Robert K. Cooper #2 Hal. 35-79

 


 

Kali saya akan mengulas buku "Unleash Your Other 90 %" karya Robert K. Cooper halaman 35-79. Terdapat empat landasan untuk merealisasikan 90 % potensi yang tersembunyi, yaitu (1) Kepercayaan, (2) Energi, (3) Visi, dan (4) Nyali. Kali ini akan dibahas sebagian dari bagian Kepercayaan yaitu "Jadilah yang Sejati", "Gunakan Otak Anda: Ketiga-tiganya", dan "Tak Seorang pun Harus Kalah agar Anda Menang." Selamat Menyimak!

 

LANDASAN PERTAMA: KEPERCAYAAN



1. Jadilah yang Sejati


Jika Semua Orang Melakukannya, Jangan Lakukan

Salah satu hukum tidak tertulis yang akhirnya saya yakini adalah, "Jika semua orang melakukannya, jangan lakukan." Bertahun-tahun sudah saya belajar bahwa saat menggunakan pendekatan ini, banyak individu di segala bidang pekerjaan dalam hidup ini akan mampu membangkitkan lebih banyak yang terbaik dalam diri mereka.

Apabila kita menyembunyikan orisinalitas kita, kesejatian kita, kita akan terputus dengan sumber vitalitas dan inisiatif kita. Pembelajaran dan pencapaian terbesar tidak berasal dari pekerjaan kelompok dengan standar tertentu, tetapi dari upaya-upaya unik individu. Dalam hal ini, jiwa manusia memiliki perangkat aturan sendiri. Dalam banyak hal, jiwa manusia bersifat memberontak. Perintah untuk menjalani hidup dengan berbeda, dengan cara kita sendiri, terus terbangun sampai mendobrak permukaan. Setelah itu, terserah kita untuk tidak membiarkannya berangsur- angsur hilang.


Saat Rosa Parks menolak melakukan apa yang dilakukan se mua orang pada suatu malam Desember 1955, sejarah Amerika pun berubah selamanya Saat itu, dia sedang dalam perjalanan pulang dalam bus, di penghujung hari kerja yang panjang. "Aku sedang duduk di kursi depan tempat penumpang kulit hitam,"  de,imikian dia bercerita, "dan orang-orang kulit putih duduk di kursi tempat penumpang kulit putih. Semakin banyak penumpang kulit putih yang naik, dan itu membuat kursi di bagian kulit putih menjadi penuh sesak. Apabila itu terjadi, kami orang-orang kulit hitam diharuskan menyerahkan kursi kami kepada orang-orang kulit putih. Tapi, aku tidak bergerak. Si sopir yang kulit putih itu berkata, 'Berikan kursinya.' "Aku tetap diam." Keberaniannya menolak menerima praktik tak berperikemanusiaan itu telah disambut sebagai momen yang menentukan dalam gerakan hak asasi manusia di Amerika.

Thomas Edison adalah satu contoh lainnya. Pada hari pertamanya bersekolah, Edison diantarkan pulang oleh guru taman kanak-kanaknya. Si guru berkata kepada orangtuanya, "Dia bodoh dan tak bisa diajari." Edison mengenang, "Nilaiku selalu terendah di kelas. Aku merasa guru-guruku tidak melihat potensi dalam diriku dan ayahku berpikir aku bodoh."


Nyaris tuli, dipecat dari tak terhitung banyaknya pekerjaan awal, Edison dengan sengaja maju ke arah yang berlawanan dengan cara berpikir konvensional. Hasilnya, dia memainkan peran utama dalam hal penemuan abad ke-20. Dia mewariskan kepada kita 6.000 penemuan yang mengubah dunia, tiga juta halaman catatan serta diagram, dan menerima pujian karena membangun kerja sama kelompok ilmiah.

Contoh lain lagi yang terdorong untuk melangkah berlawanan dengan apa yang dilakukan orang kebanyakan adalah "Lone Eagle", Charles Lindbergh. Kebanyakan kita mengenal dia sebagai pilot The Spirit of St. Louis, orang pertama yang terbang solo melintasi Lautan Atlantik. Tak banyak di antara kita yang tahu bahwa sebagai seorang peneliti di Rockefeller Institute, dia membuat takjub dunia kedokteran dengan menemukan mesin pemisah da rah serta hati dan paru-paru buatan. Alat-alat penyelamat hidup ini berkembang dari keinginan kuatnya untuk melakukan apa yang tidak dilakukan orang lain. Saat tak ada orang lain yang mau menerbangkan persediaan serum radang paru-paru dari Wisconsin ke Quebec untuk menyela- matkan nyawa salah seorang kawan terdekatnya, dia sendiri yang melakukannya.


Satu Mekanisme Bagus Mengalahkan Seratus Rencana Bagus


Sebuah rencana merupakan maksud baik atau visi jauh ke depan. Rencana mungkin menginspirasi, tetapi sekadar rencana saja biasanya tidak terlalu berarti. Namun, segera setelah Anda memiliki pendirian yang jelas tentang apa yang Anda inginkan, barulah sebuah mekanisme benar-benar akan membuahkan hasil.

Misalnya, ada sebuah mekanisme sederhana yang mengatasi perlawanan alamiah kita terhadap perkembangan atau perubahan dan membantu kita menjadi yang terbaik. Yang dibutuhkan cuma mengajukan dua pertanyaan ini secara teratur: 

1. Apakah hal paling istimewa yang telah Anda lakukan minggu ini?
2. Apakah hal paling istimewa yang akan Anda lakukan minggu depan?

Anda bisa meminta setiap anggota sebuah kelompok untuk menjawab pertanyaan tersebut atau Anda bisa melakukannya sendiri-Anda bisa menjadwalkan "rapat mingguan" dengan diri Anda sendiri (setiap Jumat pagi di depan cermin kamar mandi, misalnya). Kata "istimewa" didefinisikan sesuai dengan keinginan Anda. Kata itu hanya bermakna, "Apa yang menonjol dalam diri Anda?" atau "Bagaimana Anda berhadapan dengan orang banyak?" atau "Apa perbedaan nyata yang Anda buat dengan orang-orang di sekitar Anda atau dunia luas?" Barangkali, minggu ini "istimewa" karena ada sesuatu yang besar. Atau mungkin sejenis kata atau tugas yang tak diperhatikan di rumah atau di kantor yang membuat Anda bangga. Kata "istimewa" adalah intensitas yang bernilai. Ambil waktu sejenak untuk memikirkan jawaban Anda: Apakah ini hal terbaik yang bisa Anda berikan? Adakah cara lain agar Anda bisa memberikan sesuatu yang lebih?

Saya belajar tentang esensi mekanisme ini dari Kakek Cooper. Sabtu pagi, saat saya sedang berkunjung atau melakukan pekerjaan sambilan di sekitar rumahnya, beliau akan bertanya, "Apa yang kamu lakukan minggu ini yang membuatmu menjadi orang paling bangga?" Kakek akan menyimak jawaban saya dan kami pun mengupasnya bersama-sama. Kadang-kadang, Kakek juga suka menceritakan kepada saya jawaban-jawaban yang beliau peroleh dari mengajukan pertanyaan yang sama kepada para imigran baru yang Kakek pekerjakan. Apa yang saya dengar ternyata sederhana, tetapi menginspirasi.

"Aku menabung satu dolar minggu ini untuk membelikan putri kecilku pakaian pertama," ujar seorang imigran. "Adik lelakiku menderita polio dan tidak bisa berjalan," kata yang lain. "Suatu malam, aku menggendongnya naik ke bukit di ujung jalan rumah kami dan kami menyaksikan bintang-bintang bermunculan." Seorang lelaki menyampaikan, "Aku dan istriku sengaja tidak ma kan, dan memberikan makanan kami kepada orangtua kami yang kekurangan. Waktu mereka bertanya apakah kami sudah makan, kami menjawab, 'Ya, tentu saja, makanan yang kami punya lebih dari cukup."

Begitulah contoh lain berlakunya mekanisme sederhana itu: Ia memberikan cara yang langsung dan tak terduga untuk memerhatikan dan menilai usaha-usaha yang tak terlihat tetapi penting bagi orang lain. Kebanyakan kita tidak menyadari berapa kali orang-orang mengulurkan tangan, berjalan lebih jauh, atau melakukan suatu tindak kebaikan atau inisiatif dalam satu minggu yang sibuk. Dari hari ke hari, kita masing-masing mampu melakukan tindakan inisiatif dan kepedulian yang kecil tetapi luar biasa. Apabila kita menjalani hidup dengan sekreatif ini, pada akhirnya kita juga menyadari bahwa perilaku positiflah yang tidak lain tidak bukan merupakan pemicu utama sikap positif.

Di akhir perbincangan mingguan kami, Kakek akan berkata, "Minggu depan, Robert, apa yang bisa kamu lakukan yang tak se orang pun menduga kamu akan melakukannya?" Beliau meng ajari saya sesuatu yang dipelajari seumur hidupnya: Meskipun kita boleh bermimpi tentang masa depan kita dengan bayangan-bayangan indah, kita harus menjalani hidup kita dengan tindakan-tindakan praktis sehari-hari, satu demi satu.

Selama menggunakan mekanisme ini, tak pernah sekali pun saya bertemu seseorang yang menjawab kedua pertanyaan tersebut dengan mengatakan bahwa dia tidak melakukan sesuatu yang istimewa minggu ini dan tidak akan melakukan hal istimewa minggu depan. Tentu saja, tak seorang pun ingin terlihat bingung atau tampak tak punya angan- angan, tetapi masalahnya lebih dari itu. Mekanisme ini merangsang perubahan sederhana tetapi signifikan pada cara kita memandang diri kita sendiri. Meka- nisme ini melancarkan maksud baik dan pengumuman. Ia mendorong cara yang lebih mendalam untuk menghargai saat- saat Anda dapat mencapai sesuatu yang istimewa.

Jika sekarang Anda bertanya kepada diri sendiri tentang hal istimewa apa yang telah Anda lakukan minggu lalu, Anda mungkin perlu berpikir sejenak. Apabila Anda menentukan jawaban kedua pertanyaan itu-apa yang Anda lakukan minggu lalu dan apa yang akan Anda lakukan minggu depan sebagai sebuah ba-gian integral dalam hidup Anda, ini dapat mengubah pendekatan Anda terhadap segalanya yang Anda lakukan. Ini akan terus-menerus meningkatkan pandangan Anda tentang kemampuan Anda.

Pada hari Selasa, Anda mungkin berpikir, "Tapi, aku belum melakukan sesuatu yang benar-benar istimewa minggu ini." Ini bisa mendorong respons batin, seperti, "Kalau begitu, lebih baik aku memikirkan sesuatu yang istimewa untuk dilakukan!" Ini menambah keinginan mencari tahu segala kemungkinan untuk mengambil tindakan-tindakan baru. Kemungkinan besar Anda akan semakin aktif mencari cara untuk memberi kepada dunia le- bih banyak yang terbaik dalam diri Anda, ketimbang cuma berharap diberi. 

Meskipun penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang secara rutin berpikir ke depan cenderung mengalami lebih ba- nyak peluang kepemimpinan dan peningkatan karier, mekanisme ini menyangkut sesuatu yang lebih dalam ketimbang lambang kesuksesan luar. Mekanisme ini tetap menolak naluri "jangan- berkembang-atau-berubah" dalam amigdala dan menjelaskan apa yang membuat Anda "orisinal" dan membedakan Anda dengan orang banyak. Mekanisme ini bertindak sebagai pengingat s hingga terserah pada kita untuk tetap menemukan cara-cara yang praktis dan yang tampak untuk meninggalkan kesan berarti pada dunia di sekitar kita dan pada kehidupan orang-orang yang paling kita pedulikan.

 

Jauh di dalam diri manusia terdapat potensi yang masih tidur itu; potensi yang akan membuat mereka terheran-heran karena mereka tak pernah ber- mimpi memilikinya; potensi yang akan merombak hidup mereka jika dibangkitkan dan ditindaklanjuti.

-ORISON MARDEN


2. Gunakan Otak Anda: Ketiga-tiganya


Neurosains Telah Memutarbalikkan Pengetahuan Konvensional

"Kecerdasan tersebar di seluruh tubuh"

Pandangan kuno tentang bagaimana "otak satu"-otak di kepala Anda-memengaruhi perilaku manusia dapat disimpulkan begini: Kapan pun Anda memiliki pengalaman langsung-seperti berinteraksi dengan seseorang atau menghadapi suatu tantangan, problem, atau kesempatan maka Anda melewati lima indra utama dan memasuki sistem saraf. Dalam model tradisional ini, tiap- tiap pengalaman langsung menuju otak dan Anda berpikir tentang pengalaman itu, meresponsnya dengan perilaku. Segalanya terjadi di kepala Anda.

Kenyataannya, sebagaimana akan kita lihat sebentar lagi, tidaklah seperti itu. Sebenarnya, apabila terlalu banyak aktivitas yang dikeluarkan untuk berpikir dan mengingat, energi otak yang tersisa tidak cukup untuk merasakan dan mengalami ruang lingkup dan kedalaman sesuatu yang sedang terjadi. Akibatnya, perbuatan yang mungkin kreatif dan praktis itu menjadi janggal dan menyimpang.

Ada saat-saat ketika mengandalkan otak-yang-berpikir tak hanya tidak berarti bagi perolehan dan ekspresi perhatian atau keahlian; sebenarnya ia sungguh-sungguh mengintervensi.

Setiap hari kita belajar lebih banyak tentang misteri kecerdasan manusia serta cara untuk tetap mengembangkan dan memperdalam potensi bawaan kita. Berikut ini beberapa pokok temuan hingga saat ini: Pertama, kita sekarang tahu bahwa kecerdasan tersebar di seluruh tubuh. Apabila sudah mengenai kecerdasan atau pengetahuan, kita tidak bisa memisahkan tubuh dari pikiran. Kapan saja Anda mendapatkan pengalaman langsung, pengalaman itu tidak langsung menuju otak untuk dipikirkan. Tempat pertama yang dituju adalah jaringan-jaringan saraf dalam sistem usus dan jantung.

 

"Penalaran tertinggi dan kecerdasan paling cemerlang melibatkan kerja sama otak kepala, otak perut, dan otak jantung."



3. Tak Seorang pun Harus Kalah agar Anda Menang


Saat saya sedang dalam masa pertumbuhan, lingkungan kecil di Ann Arbor, Michigan. Setiap malam pada musim panas, bundaran di ujung blok kami dikerumuni anak-anak. Salah satu permainan favorit kami adalah Merebut Bendera.

Sebanyak tiga puluh orang pemain akan berdesak-desakan di balik sebuah tembok batu atau pagar sementara seorang pemain keluar untuk menyembunyikan sebuah bendera merah, hanya mem- biarkan satu sudut kecilnya terlihat. Tempat persembunyiannya bisa salah satu dari seribu tempat di blok itu atau di bukit di belakangnya. Tujuannya adalah menjadi orang pertama yang menemu- kannya.

Dengan sebuah teriakan, permainan pun dimulai. Kami berlomba-lomba menuju tempat-tempat favorit kami. Kami saling menjegal. Kami membuat banyak keributan. Kami memberikan isyarat-isya- rat palsu sebagai gangguan. Pertama-tama kami menggeledah halaman dan lorong yang terdekat dengan titik awal, bersiaga penuh terhadap petunjuk dari anak-anak yang lain. Kami harap-harap cemas menanti siapa kira-kira yang lebih dekat dengan bendera itu, dan bagaimana kami bisa mencegah anak-anak lain menemukannya.

Sudah terpatri di benak kami bahwa mengerahkan segenap kekuatan untuk mengalahkan anak lain adalah cara terbaik bagi kami untuk menang. Namun, ada sedikit anak yang tidak berkompetisi dengan cara yang sama dan mereka adalah anak-anak yang hampir selalu menang. Mereka tak hanya menang, bahkan membuat kami terkagum-kagum.  

Scott dan Neil, dua tetangga saya, baru beranjak remaja saat saya duduk di bangku pertengahan sekolah dasar. Selepas kuliah, Scott terjun ke dunia bisnis dan menjadi seorang eksekutif. Neil bergabung dengan US Army's 101st Airborne Division dan tewas di Vietnam pada 1968.

Scott dan Neil mengajari saya bagaimana merebut bendera. Mereka menunjukkan kepada saya bahwa betapapun besar atau cepatnya Anda (berulang kali salah seorang dari mereka menga- lahkan pemain-pemain yang lebih besar dan cepat), atau betapa- pun tingginya Anda bisa melompat, atau duduk di kelas berapa pun Anda di sekolah, betapa banyaknya teman yang Anda miliki, atau betapa kencangnya Anda bisa berteriak-hal itu sering kali tidak penting.

Akan tetapi, merebut bendera adalah perkara mencapai ke dalam diri Anda sendiri dan mengikuti Permainan, mengasah ketajaman perasaan Anda sehingga Anda bisa memerhatikan -lebih cepat dan dari jarak yang sangat jauh-kelebatan warna merah dari ujung bendera yang diperlihatkan. Dengan melintasi kemacetan lalu lintas manusia di titik awal, cara ini memungkinkan untuk bekerja ke dalam lingkaran dari sudut-sudut luar lingkungan itu ketimbang sibuk ke sana kemari dalam garis-garis pencarian yang kacau dari tengah jalan. Melakukan hal itu sama dengan membuka sudut-sudut pandang terbaik dari pagar, bubu
ngan atap, dan bukit. Dengan cara itu, jejak-jejak kaki pada tempat-tempat yang jarang-dilalui di halaman rumput dan lembah menjadi lebih tampak. Bahkan waktu Anda berlari, Anda bisa melihat dari lebih banyak arah, memperpanjang kesadaran Anda melebihi orang lain yang tengah cekcok dan saling teriak.


Lebih sering daripada tidak, Scott dan Neil membuat kami semua takjub. Mereka menggunakan pola-pola pencarian yang tak terduga. Mereka meneliti semak-semak dengan ranting-ranting bengkok, pintu-pintu gerbang yang terbuka sedikit, bekas- bekas tumit di petak-petak tanah tempat tumbuhnya bunga, dan tanda-tanda lain yang ada. Mereka mencari ke atas dari jalan setapak di taman dan bergerak ke bawah dari ketinggian. Pernah suatu ketika, Scott memanjat sebuah terali beranda dan naik ke atap di sudut sebuah rumah. Dia menemukan bendera itu tertancap di sebuah pot bunga di ujung blok itu-sebuah tempat persembunyian yang hebat. Pengintaian itu menyita waktunya sekejap saja. Lalu, dengan tenang dia berjalan ke sisi yang berlawanan dengan jalan itu sebelum berlari melintas untuk mendapatkan kembali bendera tersebut. Sementara itu, saya dan anak-anak lain masih saling tabrakan di bundaran.

Neil pernah melompat dari sebuah pagar ke atap sebuah mobil, lalu memanjat kerangka penopang metal segitiga untuk antena televisi yang menjulang enam meter ke angkasa. Saat beberapa di antara kami berdiri tegang, terpaku melihat kenekatannya naik, dia menemukan ujung bendera itu di bagian belakang sebuah pipa beton di seberang jalan sementara para pencari lainnya sedang berlarian melewatinya, tidak melihat.

Ada hal lain yang menonjol. Apabila orang lain yang mene- mukan bendera itu, Scott dan Neil selalu menjadi orang pertama yang memberikan ucapan selamat. Mereka menghadapi keriangan permainan itu dengan senyuman. Jika menang, mereka tidak menampakkan wajah senang dan puas, malahan tetap mencari cara untuk lebih kreatif dan lebih banyak bersenang-senang.

Mereka membuat semua orang di sekeliling mereka merasa lebih berharga dan gembira pula. Apabila kedua teman saya yang lebih tua itu bicara, mereka terdengar seperti para petualang de- ngan persaingan sehat karena mereka menjelaskan suatu cara ba- ru yang telah mereka temukan untuk mencari di mana bendera disembunyikan dan menemukannya lebih cepat daripada rekor yang pernah mereka capai. Jika gagal, mereka juga bisa tersenyum menghadapinya-dan mereka belajar lebih cepat daripada siapa pun. Bagi mereka, Merebut Bendera itu sendiri adalah laboratorium belajar yang asyik, bukan tujuan akhir. Mereka membuat permainan itu berarti. Meskipun saya tidak menyadarinya pada waktu itu, mereka mengajari saya untuk unggul, bukan bersaing.



Bebaskan Diri Anda dari Perangkap Perbandingan yang Terus-menerus


Permainan-dewasa dalam hidup menyediakan bagi kita banyak bendera untuk diburu. Banyak di antara bendera itu yang berwuj
ud simbol eksternal prestasi kita: promosi, gelar, bonus, pekerjaan baru, mobil baru, tonggak-bersejarah prestasi, atau liburan khusus. Yang lainnya mungkin mewakili tingkatan baru pertumbuhan internal yang kita incar: kepuasan hati, persahabatan, warisan di dunia, vitalitas. Hidup tanpa prestasi yang dicita-citakan -tanpa bendera untuk direbut- memang akan terasa suram.

Namun, jika bendera itu sendiri yang menjadi tujuan, dan jika kita beranggapan bahwa kita harus mengalahkan orang lain untuk mencapai tujuan, semua itu bisa menjadi bumerang bagi kita. Mungkin kita mendapatkan apa yang kita cari, tetapi di dalam hati, kita akan merasa hampa setiap kali kita, seperti yang diharapkan, berhasil mencegah orang lain untuk menang ketimbang berusaha unggul dengan cara kita sendiri. Dalam banyak keluarga, komunitas, dan organisasi, persaingan telah menjadi gangguan besar dan sumber konflik yang tidak produktif. Fokus-kuat untuk bersaing dapat menjadi salah satu rintangan utama untuk unggul dalam kehidupan atau pekerjaan.

Beginilah yang kita ketahui: zero-sum competition -yang dalam persaingan itu ada orang yang harus kalah agar yang lain menang- cenderung melemahkan yang terbaik dalam diri kebanyakan kita. Ini membuat kita waspada dan curiga terhadap orang lain, menyebabkan kita menahan dan mengubah informasi, menginspirasi kita untuk mengarikaturkan orang lain secara negatif, membuat kita tidak toleran terhadap ketidakpastian dan perubahan, dan begitu membatasi fokus kita sehingga kreativitas konstruktif hampir-hampir mati.

Persaingan menghalangi pembelajaran dan kreativitas karena orang-orang itu dalam kondisi berfokus pada persaingan semata atas tugas yang dihadapi, memberikan terlalu banyak perhatian pada apa yang dilakukan oleh para pesaing, membanding-bandingkan diri mereka dengan orang lain tetapi tidak dengan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar, dan berusaha mengambil-hati juri kontes. Terlalu berpikiran kompetitif bahkan dapat mengganggu kinerja terbaik dan meningkatkan pelepasan hormon-hormon stres negatif. Dalam studi terhadap para atlet, mi- salnya, kata-kata kompetitif menyebabkan lebih dari dua kali lipat peningkatan hormon-hormon stres seperti norepinefrin. Sebagai hasil studi ini, para peneliti merekomendasikan agar manusia "membuang pikiran kompetitif selama berlatih. Kinerja akan meningkat apabila Anda melepaskan tekanan dari diri Anda." 

Itulah sebabnya -mengambil satu contoh saja- W. Edwards Deming, pionir kualitas yang wawasannya mengubah bisnis di seluruh dunia, dengan penuh semangat menentang evaluasi- evaluasi kinerja relatif. Dia memandang bahwa pemeringkatan komparatif—yaitu beberapa orang akan "menang" tetapi banyak orang lain harus "kalah"-akan memelihara persaingan yang tidak sehat, meruntuhkan motivasi, dan merangsang sikap mencela bagi orang lain terhadap orang-orang yang, mula-mula, unggul di bidang mereka. Dia berpendapat bahwa sistem ranking seperti itu mendorong para pemimpin melabeli para bawahannya sebagai pemain buruk sekalipun mereka melakukan pekerjaan berkualitas tinggi. Deming menemukan bahwa apabila orang-orang menerima evaluasi komparatif negatif, sekalipun tidak benar atau berdasarkan kecemburuan atau politik, ini membuat mereka "tidak enak, hancur, sakit hati, terpukul, sedih, remuk hati, patah hati, merasa kurang cerdas, bahkan ada yang depresi, tidak mampu memahami atau mengambil tindakan karena mereka lebih rendah."


Jangan Bersaing, tapi Unggullah


Individu-individu yang berprestasi tinggi membuat terobosan terjadi dalam setiap pekerjaan kehidupan atau bidang usaha dengan berfokus pada keunggulan, sementara orang lain hanya bersaing. Ya, orang-orang seistimewa itu mungkin secara individu tampak menonjol di antara orang banyak; tetapi pada saat bersamaan -seperti teman masa kecil saya Scott dan Neil-mereka juga senang berada di sekitar orang banyak karena mereka pun menghargai orang lain. Karena tak seorang pun harus kalah agar mereka merasa berharga, mereka berusaha keras untuk mengakui atribut-atribut khusus dalam diri orang lain dan mengedepankan sifat-sifat semacam itu.

Bersaing artinya berlari di arena yang sama, dengan cara yang sama seperti semua orang, terus-menerus membandingkan diri Anda dengan orang lain dan mengetahui bahwa, dalam persaingan zero-sum tradisional, orang lain harus kalah agar Anda menang. Tujuannya adalah melintasi garis finis pertama kali secara "wajar".

Unggul artinya mencapai melebihi yang terbaik yang pernah Anda berikan karena berbuat demikian penting bagi Anda secara pribadi, demi kepentingannya sendiri. Ini berarti memimpin arena Anda sendiri-sebagai individu, tim, atau organisasi. Unggul adalah mengetahui kekuatan dan keinginan terbesar Anda, serta menekankan kekuatan dan keinginan itu sambil dengan jujur mengakui dan menyiasati kelemahan Anda. Agar unggul, ditun- tut kemauan untuk memberikan perhatian istimewa dan, secara paradoks, mengetahui kapan dan bagaimana berpikir lebih sedikit agar bisa belajar dan mengalami lebih banyak. Untuk unggul, kita perlu mengantisipasi dan melampaui harapan dengan cara ber- ubah dan kreatif menggarap segi-segi penting kemampuan Anda-tidak sekaligus, tetapi waktu demi waktu, sering kali di tengah-tengah stres, ketidakpastian, perubahan mendadak, dan harapan tinggi.

Berikut ini beberapa strategi yang bisa membantu melejitkan yang terbaik dalam diri Anda dan yang terbaik dalam diri orang lain, tanpa menjebak Anda dalam pemikiran zero-sum:

  • Setiap kali Anda menjadi bersikap kompetitif, tenangkan diri Anda -dan berfokuslah pada menemukan cara baru untuk unggul


Setiap kali Anda menemukan diri Anda membidik tepat ke arah kelemahan orang lain (atau, lebih tepatnya, yang Anda anggap kelemahan mereka), atau merasa bahwa orang lain harus kalah agar Anda menang, tahan diri Anda. Stop. Ingatkan diri Anda tentang betapa dapat melemahkannya daya saing semacam itu. Jika ini membantu Anda memperoleh perspektif, pikirkan sesuatu yang lucu. Kembalilah pada arus apa pun yang paling menyenangkan atau menantang dalam hal yang Anda lakukan. Ganti persneling. Ubah sudut pandang Anda. Kejutkan diri Anda.

Daya saing kerap bermuara dari tidak ingin bersikap fleksibel atau mengubah diri Anda. Kegagalan orang lain bisa menampakkan seolah-olah Anda baik-baik saja atau maju, padahal sebenarnya Anda diam di tempat.

  • Setiap kali Anda menemukan bahwa Anda membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain, ubahlah sudut pandang.


Bagaimana jika membandingkan diri Anda dengan yang terbaik dalam diri Anda? Jika tergoda untuk bersedia menerima apa yang biasa, bertanyalah, "Aku melakukan sebuah usaha di sini, tetapi dibandingkan dengan apa? Apakah aku mencapai lebih jauh ke dalam diriku untuk sesuatu yang baru atau berbeda yang mungkin? Apa yang kira-kira terjadi jika aku mengedepankan lebih banyak yang terbaik dalam diriku di sini?"

Memang, ada saat-saat ketika medali emas hanya diraih oleh pemenang. Akan tetapi, tidak dalam pertandingan kehidupan, yang pemenangnya adalah orang-orang yang unggul yang bu- kan dibandingkan dengan orang lain, melainkan dengan diri mereka sendiri. Dalam keunggulan, Anda menghemat waktu dan energi yang akan dihabiskan untuk membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain dan melawan orang lain; dan Anda memanfaatkan waktu serta energi itu untuk menjadi yang terbaik bagi diri Anda. Pada peluang orang lain dengan memungkinkan saat bersamaan, Anda memaksimalkan me
reka membangun kesuksesan mereka di sekitar kesuksesan Anda. Begitulah cara menyingkap sumber-sumber di bawah permukaan air dan bagaimana seorang individu tumbuh dewasa. Begitu juga cara kolaborasi mengepakkan sayapnya.

 

Unggul adalah mengetahui kekuatan dan keinginan terbesar Anda, serta menekankan kekuatan dan keinginan itu sambil dengan jujur mengakui dan menyiasati kelemahan Anda.



Yang Terjadi Saat Anda Berfokus pada Keunggulan: Grace Hopper dan Lance Armstrong


Ketika Grace Hopper memasuki bidang komputer pada 1944, sebagaimana kemudian dia mengenang, "Anda bisa memasukkan semua orang yang pernah mendengar kata komputer ke dalam satu ruangan kecil." Serta-merta dia menyukai tantangan industri baru ini; kesenangan intelektual murni usaha itu merangsang dirinya untuk tetap melebarkan sayap imajinasinya. Pada 1952, dia menciptakan sebuah program master tipe baru yang memungkinkan komputer menghimpun program-program kerja dari banyak subrutinitas; penemuan itu kelak akan dikenal sebagai kompiler, satu bagian vital dalam semua komputer masa kini. Pada 1955, dia mengembangkan bahasa komputer yang akan menjelma menjadi COBOL, bahasa yang membuat dimungkinkannya perhitungan skala-besar. Dia mendapat penghargaan ka- rena begitu banyak terobosan yang dia buat sehingga dijuluki "Ibunya Komputer".


Seakan-akan itu saja belum cukup, dia juga muncul dalam barisan angkatan laut, menjadi salah satu laksamana wanita pertama di sana. Apabila ada orang yang mencoba menghambat ide baru Grace dengan kalimat yang sudah tidak asing, "Tapi, kita selalu melakukannya begitu," dia akan meresponsnya dengan moto pribadinya: "Kapal di pelabuhan memang aman, tapi bukan itu kegunaan kapal." Sebuah bendera tengkorak dan tulang bersilang berkibar di kantornya, plus jam dinding dengan jarum berputar ke belakang. Ini, kata dia, adalah untuk mengingatkan orang-orang agar mencapai keunggulan melalui fleksibilitas cara berpikir ketimbang terpaku pada kebiasaan saling berperang atau bertahan pada cara-cara lama. Saat mengajar di sebuah universitas, dia memberikan ujian akhir pada hari pertama kuliah sehingga mahasiswanya akan mengetahui untuk apa mereka belajar dan bisa mendapatkan kesenangan melebihi itu. Dia ingin mahasiswanya membalikkan kebiasaan, membuat kesalahan, membiasakan diri mereka dan orang lain mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan tak terduga, dan tetap menekan batas-batas. Yang terpenting, dia ingin mereka tetap menggebu-gebu melakukannya.

Kemauannya untuk berlayar ke wilayah-wilayah yang belum dipetakan dan memandang ke luar batas cakrawala menjadi le- gendaris. Pada awal 1954, dia memprediksi bahwa perangkat lunak akan segera menjadi lebih penting daripada komputer itu sendiri, dan bahwa komputer akhirnya akan berukuran sekotak sepatu dan merambah ke mana-mana. Lama setelah banyak orang lain pensiun, dia menyusun aplikasi-aplikasi komputer baru. Dia menjadi perwira militer nasional tertua yang tetap aktif bertugas. Dia menjadi konsultan yang tetap disegani di Digital Equipment Corporation sampai hari dia meninggal dalam tidurnya pada usia 85 tahun. Presiden Bush menganugerahkan National Medal of Technology. Dia adalah orang pertama yang meraih penghargaan itu. Kecintaan pribadi Grace Hopper pada komputer membuat dia unggul di bidang itu; komitmen menularnya untuk merangsang yang terbaik dalam diri orang lain mengantarkan wanita itu menjadi pejabat eselon atas di angkatan laut.

Beberapa orang, seperti Lance Armstrong, rupanya semula menang dengan bersaing, tetapi belakangan baru belajar apa makna sejati keunggulan. Armstrong berprestasi sebagai seorang pembalap sepeda, memenangi kejuaraan-kejuaraan perseorangan, tetapi dia tidak pernah dapat menaklukkan tantangan bersepeda paling bergengsi, Tour de France. Tour de France tak hanya membutuhkan inisiatif individu, tetapi juga kerja tim, dan Armstrong sudah lama terlalu kompetitif menjadi anggota tim yang sukses. Saat memenangi Kejuaraan Dunia Perseorangan, dia berteriak sambil melancarkan serangannya, mengejek pembalap-pembalap lain, dan sok aksi melintasi garis finis.  lain,  Dia terus-menerus membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, sering marah, bertekad mengalahkan mereka semua, dan memastikan mereka tahu itu.

Kemudian, dia mengidap kanker yang mengancam jiwa, dan dokter memberinya harapan tiga persen untuk tetap hidup. Saat berperang menghadapi penyakit itu, dia menyadari betapa tidak memuaskannya semua kemenangannya selama ini yang berpusat pada diri sendiri itu. Dia bersumpah bahwa, apabila diberi kesempatan lagi, dia akan berubah.

Sebuah keajaiban medis, dia tetap hidup untuk bersepeda lagi suatu hari, dan untuk mempertahankan komitmennya untuk unggul sebagai sebuah pribadi dan sebagai seorang atlet. Dia jatuh cinta dan menikah. Dia dan istrinya, Kristin, mendapat anugerah anak pertama. Dia menatap dunia dengan mata baru. Apabila orang bertanya kepadanya hari ini, "Mengapa kanker mengubah Anda?" dia menjawab, "Mengapa tidak?" 

Saat dia mulai kembali ke arena balap sepeda lagi, tak satu pun kelompok pembalap mau mensponsorinya sampai tim US Postal Service mengambil kesempatan. Lalu, dia mencapai apa yang tidak pernah bisa dia lakukan sendiri. Tour de France disebut Race of Truth (Arena Sejati) karena tantangan-tantangan beratnya mengungkap begitu banyak karakter manusia. Bekerja sebagai seorang anggota tim, dia menang pada tahun pertamanya kembali ke sirkuit lomba. Kemudian, dia menang lagi.

"Aku ingin mati di usia seratus tahun," katanya, "dengan bendera Amerika di punggungku dan bintang Texas di helmku, setelah berteriak sepanjang lereng Alpen di atas sepeda dengan kecepatan 120 km per jam. Aku ingin melintasi satu garis finis terakhir sambil disambut tepuk tangan istriku dan sepuluh anakku, dan kemudian aku ingin berbaring di salah satu tanah berisi bunga-bunga matahari Prancis yang terkenal itu dan meninggal dengan anggun, sungguh berlawanan dengan kematian dini menyedihkan yang pernah diduga akan menimpa diriku."



Bebas dari orang lain dan bekerja sama dengan orang lain, tugas utamamu dalam kehidupan adalah melakukan yang paling bisa kaulakukan dan menjadi apa yang paling berpotensi dalam dirimu.

-ERICH FROMM

No comments:

Post a Comment