Selamat Hari
Buku Nasional ya, 17 Mei 2024. Hanya cukup melalui satu buku agar kamu jatuh cinta
dengan membaca, temukan buku itu dan selamat menjelajahi pemikiran tanpa
batas!
Satu buku yang membuat saya jatuh cinta pada buku tebal
dan membaca adalah Novel "The Kite Runner" karya Khaled Hosseini. Buku ini cukup berkesan karena saya dapatkan secara gratis dari hadiah pidato dalam peringatan Isra Miraj sewaktu SMA di SMAN 24 Bandung. Rasa
keingintahuan saya untuk mempelajari kehidupan dan apa itu arti hidup
saya temukan dalam karya sastra fiksi yang menggugah. Setelah saya
bertemu novel ini di mid-2011-an bacaan saya terus berkembang. Semenjak itu saya selalu rutin berkunjung ke Gramedia Merdeka untuk membeli novel atau buku lain saat punya uang lebih. Tak lupa
kebiasaan membaca koran Harian Umum Pikiran Rakyat @pikiranrakyat
yang turun dari orang tua mengasah kemampuan daya kritis saya dalam
membaca. Jadi temukan sweet spot mu, dan selamat jatuh cinta pada buku
:)
Tentang memori, kadang aku lupa. Maka aku menuliskannya. Sebuah Catatan Dzikra Yuhasyra. Seseorang yang mencoba mencatat memorinya. Rekayasa Pertanian SITH ITB 2013. Mahasiswa Magister Ekonomi Pertanian Faperta UNPAD 2023. Silakan kunjungi dzikraecommerce.my.id , dzikra-yuhasyra.tumblr.com , blogs.unpad.ac.id/dzikrayuhasyra , dan dzikrayuhasyra.wordpress.com untuk post lebih banyak. Enjoy!
Friday, 17 May 2024
Selamat Hari Buku Nasional - 17 Mei 2024
Dialek Tani 2024 Vol. 1 Bersama Pak Faisal Basri - Kamis, 16 Mei 2024
Sangat terhormat bisa berdiskusi dengan Ekonom Senior Indonesia, Pak Faisal Basri @faisalbasri2017 juga Kang Haikal @haikalfsyah diacara Dialek Tani 2024 Vol. 1 @gematani.kmfp @bemkmfpunpad
Sangat
terlecut dan menjadi awas bahwa kondisi sistem ekonomi oligarki
kapitalis di Indonesia sudah menjangkiti hampir semua sektor dan lini,
termasuk pangan dan pertanian.
Memang menjadi ironis bahwa
defisit perdagangan Indonesia menjangkiti tiga sektor utama, yaitu
Pangan, Manufaktur, dan Minyak Gas/Energi. Hal ini menghambat negeri ini
untuk melangkah, yang kalau kata Pak Faisal Basri, kita hanya
mengandalkan pengerukan sumber daya alam seperti Batu Bara, Nikel,
Timah, Tembaga yang bukan sumber daya alam terbarukan, serta juga Kelapa
Sawit/CPO yang dikuasai oligarki konglomerat, sebagai upaya
men-tacklenya, yang menurut bahasa beliau "tidak pake otak".
Solusi
dari Pak Faisal Basri untuk sektor pangan dan pertanian diantaranya
adalah (1) bagaimana meningkatkan produksi dan hari kerja petani yang
efektif selama setahun yang hanya 100 hari menjadi 200 hari atau lebih,
melalui industrialisasi pedesaan dengan Teknologi Tepat Guna, (2)
membuat Bank Tani, (3) membuat Syarekat Dagang Rakyat. Hal ini senada
dengan yang saya tawarkan melalui pertanyaan di forum yaitu Korporasi
Pangan Petani dengan Metode Bottom Up, dimana pada akhirnya Korporasi
Pangan kembali kepada petani bukan konglomerat dan oligarki.
Dibalik
segala kekalutan selalu ada harapan. Dan harapan itu adalah kita,
setiap insan bangsa, terutama pemuda dan mahasiswa, untuk menyusun
strategi yang lebih jitu untuk Indonesia berdaulat dan "memakai otak"
nya.
Hatur nuhun untuk acara nya, sangat menginspirasi!