Wednesday 24 January 2024

#22HBB Vol.3 Day 18 and Day 19 Buku Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia Karya Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si.

 


Berikut ini rekap insight dan rangkuman dari Day 18 dan Day 19 #22HBB Vol. 3 Buku Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia karya Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si. Selamat Menyimak!


Day 18 #22HBB Vol.3 (23 Januari 2024)

6 - 0 – Dzikra Yuhasyra ⚽

📚 Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia - Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si. – hlm. 20-21/352


Insight/rangkuman/catatan:

Perang Pangan Masa Depan

Sejatinya, standardisasi yang diterapkan korporasi dan negara maju juga menjadi senjata dalam perang pangan era modern. Faktanya, standar gandanya sangat diskriminatif terhadap berbagai negara sedang berkembang, apalagi terhadap negara dunia ketiga. Implikasinya, aliran impor aneka produk turunan pangan lebih banyak mengalir dari negara maju ke negara sedang berkembang daripada sebaliknya. Nilainya pun timpang karena ekspor negara maju berupa produk, sedangkan ekspor negara dunia ketiga berupa komoditas. Korporasi pertanian global, pasar modern, pasar online, dan kartel menjadi saluran utamanya.

Penghancuran keragaman pangan Indonesia melalui program padinisasi, sawitnisasi, jagungnisasi, dan lainnya sesungguhnya merupakan bagian dari perangkap perang pangan (foodwar). Misi utama di balik semua itu adalah menyukseskan gandumnisasi. Hasilnya, gandum membudaya dan menjadi konsumsi pangan nomor dua di Indonesia. Ini tentu kekalahan perang pangan yang sangat menyakitkan karena pangan lokal tersisihkan oleh terigu di negeri sendiri. Ironi, padahal tidak sejengkal pun gandum diusahakan pada lahan pertanian Indonesia.

Termasuk kekalahan perang pangan berikutnya adalah tersisihnya kelapa lokal oleh kelapa sawit, tersubordinasinya bawang putih lokal oleh bawang putih dan bawang bombai impor. Diembargonya energi terbarukan Indonesia yang berbahan baku CPO oleh minyak kedelai dan bunga matahari di pasar Eropa. Kekalahan perang pangan berikutnya adalah tereduksinya sagu dari masyarakat Maluku dan Papua oleh beras impor dari Thailand dan Vietnam. Begitu juga tereduksinya ayam lokal (bukan ras) oleh ayam ras yang diproduksi secara massal oleh korporasi ayam.



Day 19 #22HBB Vol.3 (24 Januari 2024)

6 - 0 – Dzikra Yuhasyra ⚽

📚 Pangan: Sistem, Diversifikasi, Kedaulatan, dan Peradaban Indonesia - Dr. E. Herman Khaeron, Ir., M.Si. – hlm. 21-27/352


Insight/rangkuman/catatan:

"Bagi Indonesia yang berlimpah sumber daya pangan, homogenisasi pangan sejatinya bentuk perang pangan paling mematikan."

No comments:

Post a Comment