Sunday 15 December 2019

Pengalaman Pertama Bekerja di Neurafarm: Membukakan Mata Bahwa Pertanian itu Berharga dan Juga Bisa Modern.


Hampir satu tahun lebih setelah lulus dan di wisuda dari Rekayasa Pertanian SITH ITB pada April 2018, aku belum juga mendapatkan pekerjaan. Setelah melamar kesana kemari, baik dengan mengirim email ke perusahaan, melalui job portal, ataupun seleksi CPNS dan BUMN, aku belum mendapatkan lampu hijau untuk dapat kesempatan bekerja. Aku pun sempat menulis tentang insecurity ku tentang mendapatkan pekerjaan. Aku pun sempat berpikir apakah karena aku lulusan Pertanian sehingga aku sulit dapat kerja dan apakah aku salah jurusan, meskipun setelah itu aku merenung dan sadar bukan karena aku salah jurusan atau karena lulusan Pertanian tapi karena  memang belum saatnya aku dapat kerja dan aku harus meningkatkan ikhtiar ku untuk dapat pekerjaan, saat itu aku percaya bahwa disaat yang tepat aku akan mendapat pekerjaan. Lalu sampailah pada bulan September 2019, aku mendapat kabar lowongan pekerjaan sebagai Business Development Intern di Neurafarm dari salah satu adik tingkat ku di Rekayasa Pertanian yaitu Lintang KP. Aku berpikir ini cocok untuk ku, bekerja di start up pertanian dan menghandle bidang pengembangan bisnis dimana aku cukup tertarik dan sesuai dengan minat ku saat mengerjakan TA 2 Perancangan Farming System dan lokasinya di Bandung, cocok untuk kondisi ku saat itu yang mencari pekerjaan di Bandung. Saat itu aku sudah mengetahui bahwa Neurafarm adalah start up yang membuat Dr. Tania, aplikasi untuk mendeteksi penyakit tanaman dari analisis foto daun yang terkena infeksi, dan aku berpikir mungkin menjadi salah satu bagian di dalam Neurafarm akan menjadi pengalaman berharga untukku. Aku pun membuat lamaran dan mengirim email ke Neurafarm sambil mengontak Lintang bahwa aku tertarik untuk bergabung menjadi Business Development Intern. Setelah menunggu beberapa hari ternyata aku mendapat respon positif, aku lolos ke tahap selanjutnya untuk di interview online. Aku pun di interview online dan ditanyai tentang apa kesibukanku, pengetahuanku tentang Neurafarm, dan bagaimana gambaran pekerjaan sebagai Business Development Intern.  Setelah beberapa hari, akupun ternyata dapat hasil yang positif lagi, aku dipanggil untuk interview langsung ke LPIK ITB. Dan saat itu aku baru tahu ternyata di LPIK ITB terdapat Co-Working Space yang didalam nya terdapat tempat bekerja start up - start up yang berada di bawah naungan LPIK ITB. Akupun di interview langsung tatap muka oleh Lintang sebagai COO Neurafarm dan Febi sebagai CEO Neurafarm. Saat itu aku mendapat penjelasan bahwa Neurafarm saat ini tidak hanya mengembangkan Dr. Tania tapi juga mengembangkan retail bisnis pertanian khususnya di produk kopi, yaitu Neukoffie, yang ditujukan untuk membantu kesejahteraan petani. Saat itu aku berpikir ini sesuai juga dengan visi ku dan aku berharap lolos untuk bekerja intern di Neurafarm. Setelah beberapa minggu menunggu informasi hasil interview, ternyata aku mendapat kabar gembira bahwa aku lolos dan diterima bekerja intern di Neurafarm dan diundang untuk menandatangani kontrak. Alhamdulillah saat itu aku ucapkan dalam hati, akhirnya aku dapat kesempatan bekerja, inilah saatnya bagiku untuk belajar bekerja langsung dan mendapatkan penghasilan. Akhirnya akupun menandatangani kontrak bersama David salah satu rekan yang juga diterima sebagai Business Development Intern. Selang satu minggu setelah menandatangani kontrak aku pun mulai resmi bekerja dan melakukan perkenalan, dimulai dari materi perkenalan tentang visi misi Neurafarm, model bisnis Neurafarm, hingga masa depan Neurafarm. Setelah itu aku diberi tugas pertama. Tugas pertama bagiku saat itu adalah mempelajari Blue Ocean Strategy, tentang materi kopi, analisis perilaku konsumen kopi, dan segmentasi konsumen kopi untuk mengembangkan Neukoffie. Lalu minggu-minggu selanjutnya dilanjutkan dengan analisis kompetitor kopi, membuat sales battle card, dan keliling Bandung untuk ngider ke coffee shop-coffee shop  untuk memberikan sample Neukoffie. Aku pun sempat diajak ke Jakarta untuk mengikuti pameran dan pitching Plug and Play Indonesia, yang menambah wawasan ku tentang dunia start up yang dinamis dan progresif, dan btw saat itu pun pengalaman pertama ku naik kereta ke Jakarta sendirian. Hehe Saat itu aku sadar bahwa menyisipkan teknologi pada pertanian seperti yang dilakukan Dr. Tania membuat pertanian naik satu level menjadi lebih modern dan berharga untuk dikembangkan. Beberapa waktu kemudian akupun ikut pameran di Gedung Sate, yang juga pertama kalinya aku masuk ke Gedung Sate. Lalu akupun mengikuti seminar kopi di SITH ITB dan juga West Java Coffee Conference di Gedung Sate. Dari materi-materi tugas, pergi ke coffee shop keliling Bandung, sampai ikut konferensi kopi membuatku sadar bahwa pengetahuan dan ilmu tentang kopi itu sangat luas mulai dari budidaya, panen, pasca panen, roasting, grinding, dan brewing dan menjadikan kopi sebagai komoditas yang sangat berharga dan menguntungkan untuk dikembangkan. Memasuki bulan kedua aku diberi tugas untuk membuat perancangan indoor vertical farming dan diberikan referensi dari indoor vertical farming yang sudah sangat berkembang maju di Amerika dan Eropa, seperti boweryfarming. com, plenty. ag, dan truegarden. com.  Saat itu aku sadar bahwa ternyata pertanian bisa juga modern dan naik tingkat apabila memang didalamnya dberikan teknologi dan inovasi dan ditunjang oleh investasi dana yang memadai. Mindset ini membalikan pikiran ku saat kuliah bahwa pertanian adalah bidang yang tidak seksi dan kuno. Hal itu ditambah saat aku diberi tugas untuk mempelajari Amazon Fresh, Whole Foods Market, Happy Fresh, dan Sayurbox, dimana model bisnis dibidang pertanian sudah sangat maju saat ini dan sangat jauh dengan kata kuno. Dan memasuki bulan yang ketiga ini aku diberi tugas untuk menganalisis market sayuran premium. Semoga tugas dan pekerjaan ku kedepannya selalu dilancarkan. Dan satu kesimpulan bagiku di pengalaman pertama bekerja di Neurafarm ini adalah membukakan mata bahwa Pertanian adalah bidang yang berharga dan bisa juga modern, dan apabila kita berpikir sebaliknya mungkin wawasan kita lah yang belum cukup luas dan kurang melihat keluar. Semoga pekerjaan ku kedepan di Neurafarm selalu dilancarkan dan mendapat pembelajaran baru kembali. Semoga. :)