Saturday 29 April 2023

"Memercayai yang Mustahil" dalam Buku "Seperti Sungai yang Mengalir: Buah Pikiran dan Renungan" karya Paulo Coelho halaman 290-292

 




Membaca ulang bagian dari buku "Seperti Sungai yang Mengalir: Buah Pikiran dan Renungan" karya Paulo Coelho. Mendalami kumpulan tulisan dan artikel sederhana yang memiliki kedalaman makna :)

 

Memercayai yang Mustahil

halaman 290-292.

William Blake berkata, "Apa yang sekarang telah terbukti, dulunya hanya imajinasi." Karena inilah kita sekarang mempunyai pesawat terbang, penerbangan ke luar angkasa, dan komputer yang saya gunakan untuk menulis tulisan ini. Dalam mahakarya Lewis Carroll, Alice Through the Looking Glass, ada percakapan berikut antara Alice dan Ratu Putih yang baru saja mengucapkan sesuatu yang sungguh tak masuk akal.

"Aku tidak percaya itu!" kata Alice.

"Masa?" sang Ratu berkata dengan penuh iba. "Cobalah lagi: tarik napas dalam-dalam, dan pejamkan matamu."

Alice tertawa. "Buat apa," katanya: "orang-orang tidak bisa percaya hal-hal yang mustahil."

"Wah, kau pasti belum banyak berlatih," kata sang Ratu. "Waktu aku seumurmu, aku selalu berlatih setengah jam sehari. Kadang-kadang, sebelum sarapan aku sudah bisa percaya sebanyak enam hal yang mustahil."

Hidup ini tak putus-putus mengatakan pada kita, "Percayalah!" Percayalah bahwa mukjizat bisa terjadi kapan saja; ini penting untuk kebahagiaan kita, juga untuk perlindungan kita, serta untuk mengesahkan eksistensi kita. Di dunia zaman sekarang, banyak orang menganggap mustahil untuk menghapuskan kemiskinan, untuk menciptakan masyarakat yang adil, dan untuk mengurangi konflik keagamaan yang marak saja setiap harinya.

Kebanyakan orang tidak mau berjuang , karena berbagai alasan: konformisme, umur, merasa konyol, merasa tidak berdaya. Kita melihat banyak sesama kita diperlakukan secara tidak adil dan kita berdiam diri saja. "Aku tidak mau terlibat dalam pertempuran-pertempuran yang tidak perlu," begitulah alasan kita.

Ini sikap seorang pengecut. Siapa pun yang menapaki jalan spiritual, membawa serta hukum kepantasan yang mesti dipatuhi. Tuhan selalu mendengar suara yang berseru melawan perbuatan yang tidak benar.

Meski demikian, kadang-kadang kita mendengar ucapan berikut ini, "Seumur hidupku aku percaya pada mimpi-mimpi, dan sudah sering aku berusaha sekuat tenaga untuk melawan ketidakadilan, tapi pada akhirnya aku selalu dikecewakan."

Tetapi ksatria cahaya mengetahui bahwa ada pertempuran-pertempuran yang layak dijalani, meski mustahil dimenangkan. Itu sebabnya dia tidak takut kecewa, sebab dia sungguh tahu kekuatan pedangnya serta keteguhan cintanya. Dengan gagah berani dia melawan mereka yang tidak mampu mengambil keputusan dan selalu berusaha mengalihkan tanggung jawab atas hal-hal buruk di dunia ini kepada orang lain.

Bilamana dia tidak berjuang melawan yang salah -meski kelihatannya ini di luar kekuatannya- dia tidak akan pernah menemukan jalan yang benar.

Arash Hejazi pernah mengirimkan pesan berikut ini kepada saya: "Hari ini aku terjebak dalam hujan lebat sewaktu sedang berjalan kaki. Untunglah aku punya payung dan jas hujan, tetapi dua-duanya ada di dalam bagasi mobilku yang diparkir agak jauh. Waktu aku lari untuk mengambilnya, aku memikirkan pertanda aneh dari Tuhan ini: kita selalu mempunyai sarana-sarana yang dibutuhkan untuk menghadapi badai-badai kehidupan, tetapi seringnya sarana-sarana itu terkunci di kedalaman-kedalaman hati kita, dan banyak waktu kita terbuang sia-sia untuk mencari-carinya. Sewaktu kita temukan, kita sudah keburu dikalahkan oleh lawan."

Karena nya, marilah kita selalu mempersiapkan diri; kalau tidak, entah kita akan kehilangan kesempatan, atau kalah dalam pertempuran.